(Peringatan! bagi anda die-hard Snickers fans yang mudah tersinggung, ini hanya pendapat saya)
Snickers, dipandang menjadi makanan yang dapat dilahap kapan saja saat merasa lapar, pengganti makanan pokok? Snickers. takut beras plastik? Snickers. Terjebak nostalgia? Snickers. Lagi diving tapi roti yang harusnya dikasih makan ikan hilang ntah kemana karena tangan lu gemeteran gabisa megang roti gara gara baru pertama kali diving dan lu udah lama ga berenang? Snickers.
Tapi tidak, semua itu bohong, gua dulu berharap habis makan Snickers laper gua ilang, heh, bodoh sekali Aldi muda ini, tertipu oleh iklan yang sungguh menggelak tawa (dikit sih), saya tetap merasa kelaparan dan malah kehausan karena Snickers ini ada lengket lengketnya didalemnya, ewh
Mengenai rasa, Snickers kurang mampu melawan pesaing-pesaing-berbentuk-serupa-nya seperti Fitbar, Beng-Beng (yang jelas sudah saya percaya sejak tahun 2004), dan lainnya, Snickers di kamus saya adalah makanan sangat darurat, jika ada tahi ayam dan Snickers saja yang bisa saya makan mungkin saya akan memilih makan babi saja walaupun saya seorang Muslim, bisa dibayangkan kapan saya akan memakan Snickers ini lagi, mungkin kalau Zombie Apocalypse tiba, dan sudah tidak bisa dilawan lagi, saya akan memaksakan makan Snickers ini untuk bunuh diri lari dari kenyataan
Hanya satu sebenarnya yang merupakan keunggulan Snickers, yaitu harga dan kemasan yang menurut saya simple + desainnya bagus, loh itu 3 mas, oiya, ah bodo.
Should you eat this thing? Only For Suicidal Attempt
Parra emg, saya tersinggung!
BalasHapus